Sabtu, 05 November 2011

Beradaptasi dengan Dunia Bisnis Menggunakan Stadart Dunia

  Berbisnis pada era globalisasi tidak dapat dijalankan dengan menggunakan cara atau kebiasaan yang sekedar akseptabel di mata masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia yang terbiasa berbisnis dengan gaya yang toleran dan informal belajar untuk berbisnis dengan cara yang lebih aksepabel di dunia bisnis global. Kebiasaan yang banyak dipratikan di perusahaan Indonesia, seperti lambat dalam menyerahkan produk yang dipesan, kerja yang lambat, kualitas produk yang tidak standart, mengumbar janji, kebiasaan memberikan hadiah dan lain-lain.
Etika bisnis yang diterapkan perlu dikaji apakah selaras dan sepadan dengan yang berlaku secara universal. Semua ini diperlukan untuk menjamin agar kebiasaan perusahaan di kancah dunia bisnis global dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi perusahan sendiri maupun mitra usahanya yang tersebar di seluruh Indonesia.
Perusahaan Indonesia tidak boleh mengatakan bahwa cara berbisnis yang tidak lazim didunia internasional itu adalah juga kebiasaan berbisnis perusahaan Indonesia yang lain. Sebaliknya, perusahaan perlu secara konsisten menunjukan profesionalisme dengan mematuhi etika dan kebiasaan bisnis universal. Manajemen perlu menghindari diri dari rasa sungkan dalam pratik bisnisnya dengan cara menolak tegas semua ajakan berbisnis yang menyimpang dari etika bisnis universal.
Hal terakhir ini tidak mudah dijalankan, tetapi konsistensinya manajemen untuk hanya berbisnis dengan memenuhi etika bisnis universal biasanya akan membawa banyak manfaat ekonomik maupun psikososial dalam jangka panjang.
Adopsi dari standart bisnis internasional juga akan memudahkan perusahaan berkomunikasi, berinteraksi, dan bertransaksi dengan mitra bisnisnya yang tersebar disegala penjuru dunia. Jika perusahaan benar-benar berbisnis dengan menggunakan standart dunia, kita dapat menuntut mitra bisnis, termasuk mitra bisnis domestik, untuk juga mematuhi standart dunia itu. Adopsi berbisnis dengan standart dunia bisnis Indonesia, menimbulkan ekonomi biaya tinggi yang mengurangi daya saing, serta merugikan pelanggan dan pemasok. Berbisnis dengan mengabaikan etika bisnis universal dan standart bisnis internasional akan menghasilkan praktik bisnis yang substandard dan medioker. Dalam jangka panjang praktik bisnis seperti ini membawa kebangkrutan perusahaan.

“jadikanlah sesuatu itu berharga meskipun orang angap itu hina”

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites