Kamis, 24 Februari 2011

Tugas Softskill 1. PERBEDAAN KARANGAN

I. LATAR BELAKANG
Langkah terakhir adalah perorganisasian karangan. Dalam hal ini tujuan dan bahan penulisan turut menentukan bentuknya. Organisasi karangan pada umumnya mengikuti pola ilustratif, analitis atau argumentative.
Untuk menentukan organisasi itu, mula-mula kita menyusun suatu kerangan (outline) karangan. Menyusun kerangka karangan berarti memecahkan topik ke dalam subtopik dan mungkin selanjutnya akan kedalam sub-topik lainnya. Kerangka itu mungkin berbentuk kerangka topik atau kerangka kalimat. Namun dalam pembahasaan disini saya lebih mencodong terhadap perbedaan karangan, itu sedikit ulasan tentang kerangka karangan. Sebelumnya, anda mengetahui perbedaan dari tema dan judul karangan, karena sebagian orang yang awam dalam tema dan judul disama artikan. Dibawah ini jelaskan perbedaan anatara judul dengan tema :
• Tema merupakan masalah, persoalan, gagasan, pikiran, atau ide utama, yang dikembangkan dalam tulisan. Tema harus ditentukan sebelum menulis. Dengan demikian tema menjiwai seluruh tulisan.
• Judul bukan merupakan masalah pokok atau ide karangan. Judul hanyalah sekedar nama karangan. Istilah lainnya adalah kepala karangan. Judul tidak harus ditetapkan sebelum menulis, tetapi dapat ditentukan setelah karangannya selesai. Jika tema bersifat mengikat, judul bersifat bebas. Akan tetapi, yang perlu diingat bahwa judul sebaiknya berhubungan dengan tema. Syarat umum secara umum adalah singkat, jelas, menarik, dan mebanyangkan isi karangan.
Permasalahan
Terkadang banyak orang kurang begitu memahami perbedaan karangan, dalam pembahasan kali ini mengenai perbedaan karangan sehingga bisa lebih memahami, membedakan apakah perbedaan karangan dari ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah ?

II. PEMBAHASAN
Karangan berdasarkan penyajiannya :
1. Karangan Narasi
Menceritakan suatu peristiwa /kejadian, ada tokoh alur dan suasana.
Contoh : Cinta tahu bahwa Agung membutuhkan pertolongan seseorang. Andre masih menimbang-nimbang haruskah aku menolongnya? Bagaimana dengan Ibunya? Masih mengiang-ngiang ditelinganya saat Bu Ardan (Ibu Agung) melarang dan mengusirnya supaya tidak bermain lagi dengan anaknya, Agung.Untunglah, keluarga Andre segera pindah rumah.
2. Karangan argumentasi
Pendapat atau ide untuk membuktikan kebenaran, adanya kesimpulan.
Contoh : memelihara ayam itu sangat mudah bukti bahwa memelihara ayam itu mudah dapat dilihar dengan menjamurnya peternakan ayam dibeberapa daerah banyak orang yang berhasil dalam beternak ayam. Memelihara ayam tidak banyak gangguan berarti. Adapun munculnya beberapa penyakit atau gangguan kecil lainnya, anggaplah sebagai variasi untuk usaha peternakan ayam ke arah yang lebih maju.
3. Karangan eksposisi
Memaparkan atau merinci informasi data dan fakta diakhir paragraf penegasan
Contoh : kebutuhan benih padi bersertifikat label biru secara nasional makin tahun makin meningkat. Benih padi bersertifikat label biru yang mempunyai daya saing yang tinggi terhadap jenis benih lain. Panen padi sebagai hasil dan benih padi bersertifikat label biru itu meningkat sampai 9,57% dari pada benih yang tidak bersertifikat label biru.
4. Karangan persuasi
Mengajak dan mempengaruhi pembaca.
Contoh : disiplin adalah salah satu faktor penunjang yang paling pokok dalam mencapai keteraturan hidup. Buatlah jadwal kegiatan setiap harinya. Taatilah semua jadwal yang telah disusun. Kita ambil contoh misalnya, bangun tidur pukul berapa, berangkat sekolah pukul berapa, tidur siang pukul berapa, dan jangan lupa waktu main pun harus ada. Kita memang perlu rileks sekedar mengurangi stress.

Adapun 3 jenis karangan non ilmiah, semi ilmiah dan ilmiah ;
1. Non Ilmiah (Fiksi) adalah Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dan sebagai berikut.
2. Semi Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semi formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Karakteristiknya : berada diantara ilmiah.
3. Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodolog penulisan yang baik dan benar. Adapun jenis karangan ilmiah yaitu:
• Makalah: karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
• Kertas kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
• Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
• Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
• Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis tang terinci.
Berikut contoh-contoh dari wancana ilmiah, semi ilmiah dan non ilmiah ;
CONTOH WACANA ILMIAH:
Linguistik dewasa ini berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari kian banyaknya teori dan penelitian yang telah dihasilkan serta munculnya bermacam gerakan dan aliran. Perkembangan teori-teori tersebut merata pada pelbagai cabang-cabang linguistik, seperti pada fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, juga pragmatik. Bukan itu saja, penelitian-penelitian yang dilahirkan dari perkembangan teori tersebut pula semarak dan tumbuh bak jamur di musim hujan. Perkembangan teori dan makin banyaknya penelitian yang dihasilkan itu tidak terlepas dari gerakan dan aliran yang memayungi dan menyemarakkan dunia linguistik.
Penerbitan dan pengedaran buku-buku serta karya-karya tentang linguistik juga ikut berperan dalam penyebaran dan pengembangan linguistik. Karya de Saussure Course in General Linguistics, dapat dikatakan menjadi pemicu tumbuh dan berkembangnya linguistik.
Praktik-praktik linguistik sampai dengan tahun 60-an dapat ditandai dengan adanya generalisasi induktif dalam penyelidikan ilmiah. Dengan kata lain, data-data kebahasaan diamati lebih dahulu kemudian disusunlah teori berdasarkan organisasi data tersebut. Namun, hal itu tidak selamanya dilakukan. Dalam penyelidikan linguistik kini, pengamatan juga sarat dengan teori, selain deskripsi dan analisis.
Dalam penelitian ilmiah ada baiknya konsep-konsep yang melatarbelakangi penelitian linguistik tersebut dibedakan sehingga kita dapat melihat secara tajam perbedaan-perbedaan konseptual di balik pemakaian istilah itu. Konsep-konsep tersebut seperti teori, paradigma, tendensi, aliran, dan gerakan. Hal tersebut dimaksudkan agar peneliti mengetahui posisi dan sikapnya dalam kegiatan penelitian.
Untuk mendapatkan pengertian dari teori, paradigma, tendensi, aliran, dan gerakan di atas, berikut ini akan dijelaskan perbedaannya secara singkat. Teori merupakan sistem yang makin abstrak yang menghasilkan penjelasan, prediksi, rekonstruksi, interpretasi, evaluasi, dan dapat merumuskan kaidah atau hukum. Menurut Verhaar (dalam Sutami, 2001) teori dapat dibagi menjadi dua, yaitu teori yang kurang abstrak dan teori yang abstrak. Teori yang kurang abstrak merupakan ringkasan data dan uraian prosedur penemuan. Teori yang abstrak tidak diperoleh dari data saja, tetapi juga dari penalaran logis, matematis, bahkan juga dapat berdasarkan intuisi peneliti dengan kerangka rujukan tertentu.
Paradigma ialah prestasi ilmiah yang diakui pada suatu masa sebagai model untuk memecahkan maslaah ilmiah. Paradigma bisa disebut sebagai norma ilmiah. Suatu penelitian yang tidak menggunakan paradigma yang berlaku pada masa tertentu, maka penelitian itu dikatakan tidak ilmiah. Pada tahun 60-an misalnya, paradigma yang menonjol adalah positivisme (objek penelitian terlepas dari subjek). Contoh lain adalah paradigma Plato (bahasa adalah fisei) dan Aristoteles (bahasa adalah tisei).
Tendensi ialah nuansa berpikir yang nampak pada karya-karya ilmiah tertentu yang berasal dari ilmu atau pandangan di luar linguistik. Tendensi itu berupa pengaruh lain di dalam linguistik dan mewarnai cara berpikir sarjana tersebut. Misalnya, karya-karya Chomsky yang bertendensi psikologisme, atau Pike yang bertendensi antropologisme.
Aliran adalah kumpulan sarjana yang berpengaruh pada ajaran atau guru yang sama. Ajaran itu dikembangkan oleh seseorang atas dasar falsafah teori yang dianutnya. Ajaran itu kemudian dikembangkan dan diikuti orang lain sehingga menjadi aliran. Contoh: aliran Transformasi Generatif merupakan kumpulan sarjana yang berpegang pada ajaran dari Chomsky. Aliran Praha (Trubetzkoy), aliran Tegmemik (Pike).
Gerakan adalah cara berpikir yang tidak diarahkan oleh tokoh atau kelompok tertentu yang menajdi dasar menyeluruh kegiatan ilmiah tertentu bagi aliran atau tokoh yang berlainan. Gerakan bisa berupa teori, falsafah, atau pandangan umum yang memayungi aliran tertentu. Mislanya, gerakan Generativisme memayungi aliran Transformasi Generatif.
CONTOH WACANA SEMI ILMIAH:
Jadikanlah suatu keyakinan bahwa,”Apa yang tuan cita-citakan pasti tercapai, dan apa yang tuan usahakan pasti . Contoh wacana semi ilmiah KELAPARAN JADI PERHATIAN SERIUS


CONTOH WACANA NON ILMIAH:
Tanggerang, KOMPAS Kantor bea dan cukai bandara Soekarna-Hatta, Jakarta. Kembali manggalkan upaya penyelundupan sabu dari Iran ke Indonesia. Sebanyak 9.56 kilogram sabu seharga Rp 20 milliaritu dikirim melaluipaket kargo oleh MK (Iran). Sabu tersebut dimasukan kedalam rongga aneka hiasan dari atu marmer impor. Modus yang digunakan tersangka ini cukup fantastis. Sabu dipadatkan dan dimasukan dibagian tengah pajangan atau rongga hiasan yang terbuat dari marmer,sepeeti pajangan granit, pajangan marmer dan miniature air terjun sebagai stone. Paket tersebut dikrim dengan pesawat Etihad Airways. Dikarenakan sabu masuk dalam kategori narkotika golongan I, tersangaka melanggar Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang psikotropika, dan tersangak terancam pidana 20 tahun penjara dan denda maksimum Rp 10 milliar.

III. PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut
Karangan ilmiah yakni (menyajikan fakta umum) fakta yang semua orang mengetahuinya namun disajikan dengan berbeda. Karangan non ilmiah yakni (secara pribadi pemikiran fakta), namun terbagi ada ilmiah (biografi, autobiografi) dan non ilmiah (novel, cerpen, puisi). Sedangakan semi ilmiah (termasuk karangan popular) seperti opini, tips, editorial dan lain-lain.


DAFTAR PUSTAKA
• 20 februari 2011. “Perbedaan Karangan”. URL : http://indonesialanguage.blogspot.com/2008/03/materi-bahasa-indonesia_6471.html
• Gina, wati. 20 Februari 2011. “Wancana Ilmiah, Semi Ilmiah dan Non Ilmiah”. URL : www.dunia-sista.blogspot.com
• Lutfie. 20 Februari 2011. “Perbedaaan Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah dan Non ilmiah”. URL : www.loetfhie.blogspot.com
• RN, Tri, Wahyu. Februari 2006. “Bahasa Indonesia”. Universitas Gunadarma, Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites